Keputihan setelah haid adalah kondisi keluarnya cairan dari vagina setelah periode menstruasi atau haid selesai. Fenomena ini umumnya bersifat normal.
Lantas, kenapa setelah selesai haid keluar keputihan? Ini proses alami untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa darah dan jaringan selama menstruasi. Warnanya bening, memiliki tekstur lendir, dan tidak berbau.
Penyebab Keputihan Setelah Haid
Keputihan setelah haid dapat bervariasi dan terkadang bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Apakah keputihan setelah haid itu normal? Ini adalah hal yang normal jika keputihan tidak mengalami perubahan warna dan bau.
Namun, jika terdapat perubahan yang signifikan dalam warna, bau, atau teksturnya, ini bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan. Beberapa kemungkinan penyebabnya, yaitu:
1. Fluktuasi hormon yang belum stabil
Studi berjudul GnRH—A Key Regulator of FSH yang terbit pada Endocrinology menyatakan, selama siklus menstruasi wanita, otak dan ovarium memberikan sinyal kepada sistem reproduksi, sehingga terjadi fluktuasi hormon reproduksi di dalam tubuh menjadi tak terkendali.
Studi juga menyebutkan beberapa jenis hormon yang berperan dalam proses tersebut, antara lain:
- Estrogen.
- Hormon luteinisasi (LH).
- Hormon perangsang folikel (FSH).
- Progesteron.
- Hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
Hormon yang disebutkan di atas, memicu kelenjar di leher rahim dan vagina memproduksi lebih banyak keputihan. Biasanya, keputihan terjadi beberapa hari setelah menstruasi berakhir, yaitu saat kadar estrogen mulai meningkat dan tubuh bersiap untuk ovulasi.
Perubahan hormon dalam tubuh tak hanya menyebabkan keputihan setelah haid, tetapi juga memicu perubahan siklus menstruasi. Kenali perbedaan siklus normal dan tidaknya dalam artikel ini: Ini Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak.
2. Darah masih tersisa
Penyebab keputihan setelah haid lainnya, yaitu adanya darah yang masih tersisa dan belum dikeluarkan dari lapisan rahim. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari setelah menstruasi berhenti.
Keputihan dari darah yang masih tersisa ini umumnya berwarna putih kecoklatan. Volumenya juga tidak terlalu banyak dan dapat membaik dengan sendirinya seiring dengan waktu.
3. Ovulasi
Ketika menstruasi selesai dan tubuh memasuki fase ovulasi, akan terjadi perubahan hormon dalam tubuh. Hal ini menyebabkan lendir serviks menjadi lebih encer dan terjadi peningkatan produksi lendir di vagina.
Proses tersebut yang mungkin menyebabkan keputihan setelah haid. Keputihan ini tersebut bersifat normal dan merupakan bagian dari proses alami reproduksi wanita.
4. Pil KB
Pil KB atau kontrasepsi oral meningkatkan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi produksi lendir serviks, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produksi keputihan.
5. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis (BV) adalah infeksi yang terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri alami di dalam vagina. Vagina sendiri memiliki tingkat keasaman yang sehat dan dijaga oleh bakteri baik.
Ketika bakteri jahat menggantikan bakteri baik, pH vagina akan berubah. Hal ini dapat memengaruhi lendir serviks dan menyebabkan perubahan dalam konsistensi dan bau keputihan.
Salah satu tandanya adalah perubahan warna keputihan menjadi putih susu. Ketahui penjelasan selengkapnya di sini: Ini Berbagai Penyebab Keputihan Putih Susu yang Perlu Diketahui.
6. Infeksi jamur
Infeksi jamur dapat terjadi selama atau setelah menstruasi. Gangguan ini terjadi akibat produksi ragi atau jamur yang berlebihan, sehingga menyebabkan rasa gatal, terbakar, dan keputihan kental seperti keju.
7. Infeksi menular seksual
Mengidap infeksi menular seksual (IMS) juga dapat menyebabkan keputihan setelah haid berwarna kuning atau hijau. Keputihan akibat IMS ini bisa menjadi pertanda klamidia, trikomoniasis, dan gonore, serta menyebabkan bau menyengat.